Wednesday, August 28, 2019

SUMBER BELAJAR BAHASA INDONESIA JENJANG SMA DALAM PORTAL RUMAH BELAJAR



Salam Literasi untuk guru-guru hebat. Literasi adalah suatu kegiatan yang harus kita lakukan karena dengan kegiatan tersebut, wawasan kita semakin bertambah. Portal Rumah Belajar, dengan demikian, menjadi wadah yang tepat bagi kita semua, baik guru maupun peserta didik untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kehadiran portal tersebut seakan-akan menjadi oase baru di tengah-tengah merosotnya budaya literasi di Indonesia. Berdasarkan kenyataan tersebut, Rumah Belajar harus terus diupayakan pengembangannya.
Rumah Belajar lahir dari semangat pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di segala jenjang pendidikan. Pemerintah menyadari bahwa guru adalah ujung tombak pendidikan. Di tangan para guru, kualitas pendidikan dipertaruhkan. Oleh sebab itu, berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk membantu mempercepat tercapainya tujuan pendidikan nasional. Salah satunya adalah dengan menyediakan aplikasi berbasis teknologi informasi berupa Portal Rumah Belajar.
Seperti telah saya sampaikan pada review sebelumnya, bahwa Portal Rumah Belajar berisi beberapa fitur, yakni Fitur Utama, Konten Pendukung, Fitur Pendukung, dan Sumber Belajar Lain. Dalam Fitur utama, terdapat beberapa subfitur, yakni Sumber Belajar, Buku Sekolah Elektronik, Bank Soal, Laboratorium Maya, Peta Budaya, Jelajah Angkasa, Kelas Maya, dan PKB. Semua fitur tersebut tentu saja memberikan banyak manfaat bagi kita karena memiliki banyak kelebihan. Namun demikian, tentu saja masih ada beberapa kekurangan di dalamnya.
Pada kesempatan kali ini, akan dipaparkan secara singkat salah satu fitur yang terdapat di dalamnya, yakni Fitur Sumber Belajar. Dalam fitur tersebut, kita disuguhi berbagai macam sumber belajar mulai jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB. Namun demikian, tidak semua sumber belajar tersebut akan diulas pada paparan kali ini. Ulasan kali ini hanya difokuskan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia jenjang SMA.
Dari segi keunggulannya, pembagian materi sudah dibedakan antara kelas X, XI, dan XII. Masing-masing jenjang berisi beberapa materi. Semua materi sudah sesuai dengan jenjangnya. Pemaparan setiap materi sudah dilakukan secara sistematis sehingga mudah dipahami. Sebagai contoh, materi teks anekdot disajikan secara runtut sebagai berikut.
(1)       Pendahuluan
(2)       Kuis
(3)       KB 1 : Struktur dan Ciri Bahasa Teks Anekdot
 (a)       Tujuan / Indikator
 (b)       Uraian
 (c)       Rangkuman
 (d)       Latihan
(4)       KB 2 : Menginterpretasi Makna Teks Anekdot
 (a)       Tujuan / Indikator
 (b)       Uraian
 (c)       Rangkuman
 (d)       Latihan
(5)       Penutup
 (a)       Rangkuman Akhir
 (b)       Tugas Akhir Modul
(6)       Referensi
(7)       Tim
Selain pemaparan secara tertulis, juga dilengkapi dengan menu online yang dapat dibuka dengan alamat web yang sudah disediakan sebagai referensi dan menggunakan adobe flash player yang secara langsung dapat dibuka. Dengan demikian, pembelajaran akan semakin menarik
Namun sayangnya, ada beberapa kekurangan dalam penyajian materi pada fitur sumber belajar. Beberapa hal tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, pada kelas X, materi pembelajaran sudah cukup lengkap yang terdiri atas beberapa topik, yakni teks anekdot, eksposisi, observasi, negosiasi, prosedur kompleks, humor, argumentatif, deskriptif, ekspositif, naratif, dan persuasif. Akan tetapi, Pada kelas XI materi pembelajaran hanya terdiri atas beberapa topik, yakni pantun, biografi, eksplanasi, dan ulasan. Bahkan, untuk kelas XII belum ada materi yang diunggah di fitur sumber belajar.
Kedua, penyajian materi dilakukan dengan format MS Word, bukan PPt. Hal itu menyebabkan tampilan menjadi kurang menarik. Apabila digunakan media PPt, misalnya, tentu akan menjadi lebih representatif bagi penggunanya. Hal itu semakin diperparah dengan sistem penomoran yang kurang tepat, yakni dengan menggunakan sistem bullets dalam perinciannya. Seharusnya, hal tersebut dihindari karena sudah ada kaidah penomoran yang baku..
Ketiga, ada beberapa paparan yang yang kaidah berbahasa Indonesianya belum baku. Sebagai contoh, pada materi “Menulis Paragraf Ekspositif” ada teks yang ditulis demikian Pernahkah Anda menjelaskan tentang sesuatu kepada orang lain sehingga orang lain memahami atau mengerti apa yang Anda jelaskan? Misalkan Anda menjelaskan cara membuat sesuatu atau mengolah jenis makanan tertentu.” Kalimat tersebut tidak baku karena kata tentang pada menjelaskan tentang sesuatu salah. Seharusnya kata tentang dihilangkan sehingga berbunyi menjelaskan sesuatu. Jika penulis ingin menggunakan kata tentang, seharusnya menjadi memberikan penjelasan tentang sesuatu. Selain itu, kata misalkan juga tidak tepat. Seharusnya kata misalkan diganti dengan sebagai contoh.
 Berdasarkan paparan singkat tentang fitur Sumber Belajar dalam portal Rumah Belajar terindikasikan adanya keunggulan dan kelemahan di dalamnya. Untuk itu, ada beberapa simpulan yang dapat dikemukakan, yakni sebagai berikut. Pertama, Sumber Belajar dalam portal Rumah Belajar penting untuk terus dikembangkan dan disempurnakan karena sangat bermanfaat, baik bagi guru dalam menyampaikan materi pembelajaran maupun bagi peserta didik dalam mempelajari materi dan berlatih mengerjakan evaluasi. Namun demikian, agar bermanfaat secara maksimal, sebelum diunggah ke dalam fitur Sumber Belajar, perlu ditata terlebih dahulu agar lebih sistematis. Jika memungkinkan, perlu diubah format file-nya dalam bentuk PPt. Tujuannya adalah sumber belajar yang diunggah memiliki tampilan yang menarik dan isi yang berkualitas.


No comments:

Post a Comment

Berikan komentar Anda!

Profil Sekolah Binaan

SMK NEGERI 1 KAMAL DAN SMK NEGERI 2 BANGKALAN