Wednesday, September 18, 2019

KALIMAT BEROBJEK DAN KALIMAT BERPELENGKAP

Dalam bahasa Indonesia dikenal lima sebutan fungsi kalimat, yakni subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel.), dan keterangan (Ket.) Hal yang menarik dari lima fungsi kalimat tersebut adalah mengenai pemakaian fungsi objek dan pelengkap. Keduanya selalu berada di belakang predikat. Namun, ada satu hal yang perlu kita cermati mengingat sebagian penutur bahasa belum memahami benar akan fungsi objek dan pelengkap tersebut.
 1.    Kalimat Berobjek
Kalimat berobjek ialah kalimat yang predikatnya memiliki objek (lihat pembahasan tentang ketransitifan verba).
Contoh:                              
(1)   Ibu mencuci baju.
(2)   Kemarin nenek membeli buah mangga di pasar.
(3)   Adik sedang membaca buku.
(4)   Mobil itu telah dicuci oleh ayah.
(5)   Tugas yang berat itu telah kami selesaikan dengan baik.
Dari ketiga contoh tersebut jelaslah bahwa objek (O) berada tepat di belakang predikat(P) jika kalimat tersebut merupakan kalimat aktif. Jika kalimat tersebut merupakan kalimat pasif, objek belum tentu tepat berada di belakang predikat (lihat pembahasan tentang kalimat aktif dan pasif).
Ada satu ciri untuk menentukan apakah bagian kalimat tersebut merupakan objek atau bukan, yaitu dengan mengubah bentuknya dari kalimat aktif menjadi kalimat pasif atau sebaliknya, dari kalimat pasif menjadi kalimat aktif. Artinya, jika yang kita perkirakan itu merupakan sebuah objek dalam kalimat aktif, objek tersebut harus bisa dijadikan subjek dalam kalimat pasif. Begitu pula sebaliknya, apabila yang kita perkirakan itu merupakan objek dalam kalimat pasif, harus bisa diubah bentuknya menjadi subjek dalam kalimat aktif. Apabila tidak bisa diubah bentuknya, pastilah fungsi kalimat itu bukanlah sebuah objek.
Predikat kalimat berobjek merupakan verba bentuk meng- jika kalimat tersebut merupakan kalimat aktif, dan verba bentuk di- jika kalimat tersebut merupakan kalimat pasif. Dengan demikian kalimat (1) sampai dengan (3) tersebut dapat diubah menjadi kalimat pasif
(1) Baju telah dicuci oleh ibu.
(2) Buah mangga dibeli oleh nenek di pasar kemarin.
(3) Buku sedang dibaca oleh adik.
Demikian pula kalimat (4) dan (5) di atas dapat diubah menjadi kalimat aktif.
(4) Ayah telah mencuci mobil itu.
(5) Kami telah menyelesaikan tugas yang berat itu dengan baik.

 2.    Kalimat Berpelengkap
Kalimat berpelengkap ialah kalimat yang predikatnya memiliki pelengkap. Pelengkap ini ada yang bersifat wajib, ada pula yang manasuka (lihat pembahasan tentang ketransitifan verba).
Ciri-ciri verba berpelengkap adalah sebagai berikut.
(1)     Predikatnya berafiks: ber-, ter-, atau ke – an
(2)     Predikatnya merupakan kata kerja aus (kata kerja tanpa imbuhan)
(3)     Predikatnya: menjadi, merupakan, atau adalah
(4)   Tidak bisa diubah menjadi subjek dalam kalimat aktif jika kalimat tersebut semula merupakan kalimat pasif atau sebaliknya.
Contoh:
(1)   Kakek beternak lele.
(2)   Orang itu tertusuk pisau.
(3)   Dia kejatuhan durian.
(4)   Nenek makan roti.
(5)   Ayahnya menjadi dokter di Puskesmas.
(6)   Pancasila merupakan dasar negara.
(7)   Belajar adalah kewajiban utama seorang pelajar.
Kata-kata bercetak miring tersebut tidak dapat menduduki fungsi subjek jika kalimat tersebut 
diubah bentuknya dari kalimat aktif menjadi pasif atau dari kalimat pasif menjadi aktif.

No comments:

Post a Comment

Berikan komentar Anda!

Profil Sekolah Binaan

SMK NEGERI 1 KAMAL DAN SMK NEGERI 2 BANGKALAN