Monday, October 7, 2019

BUMI MERINDU

Sawah memanggilmu, Anakku
Merindu bajak dalam genggam merupa batas
Dan cangkul itu akan memahat satu demi satu
Menjaga masa yang terus merayu
Karena terlukis lagi bulir-bulir kuning keemasan
Mengawali harapan yang lama membisu dan terdiam
Memulai asa setelah sekian waktu membeku dan terlupakan

Laut menantimu, Anakku
Dengan kail di tangan dan jala pada buritan
Untuk menebarkan mimpi yang pernah padam
Menepis jejak keangkuhan
Akan makna pasir di pantaimu
Putih dan semakin samar pada nanar bayang
Melepas tanda pada setiap bimbang

Hutan menunggumu, Anakku

Dengan nyanyian burung di pucuk-pucuk manggong bambu
Sebuah tembang “Ulan Andhung-Andhung” mengalun
Mengalir bersama angin di dahan-dahan trembesi
Mengajakmu segera kembali
Menggenapi prasasti di bumi ini

Lembah mengharapmu, Anakku

Teluk hijau pun menyapamu tanpa ragu
Sepotong surga panorama bagi negeri
Akan mengantarmu pada satu janji
Tentang rasa yang sempat sirna

Kawah api biru memendam angan, Anakku

Mengajakmu bercumbu dalam dinginnya malam
Bercerita pada bulan di balik awan
Hingga tercipta lagi satu puisi
Di atas kabut, asap, dan api abadi
Di sini...
Bumi pun merindumu kembali

No comments:

Post a Comment

Berikan komentar Anda!

Profil Sekolah Binaan

SMK NEGERI 1 KAMAL DAN SMK NEGERI 2 BANGKALAN