Tuesday, September 17, 2019

KALIMAT EFEKTIF

1.   Kesatuan Gagasan
              Kalimat efektif harus memiliki kesatuan gagasan dan mengandung satu ide pokok. Kalimat dikatakan memiliki kesatuan gagasan jika memiliki subjek, predikat  dan unsur-unsur lainnya saling mendukung dan membentuk kesatuan tunggal.
     Contoh:
(1) Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.


(2)  Keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.

2.    Kesejajaran (Paralel)
Penggunaan bentukan kata atau frasa berimbuhan yang memiliki kesamaan (kesejajaran) baik dalam fungsi maupun bentuknya.
Contoh:
(3) Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
(4) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan.
(5) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

3.    Kelogisan
Kalimat yang unsur pembentuknya memiliki hubungan yang logis (masuk akal).
Contoh:                                               
(6) Ayahnya mengajar Bahasa Indonesia di SMA Negeri 11 Surabaya.
(7) Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.
(8) Waktu dan tempat saya persilakan.
(9) Untuk mempersingkat waktu ….
(10) Ayahnya mengajarkan Bahasa Indonesia di SMA Negeri 11 Surabaya.
(11) Atas perhatian Bapak/ Ibu/ Saudara, saya ucapkan terima kasih.
(12) Waktu dan tempat saya berikan atau yang terhormat … kami persilakan.
(13) Agar pembicaraan kita tidak terlalu lama, ….

4.    Kehematan
Setiap kata haruslah memiliki fungsi yang jelas (tidak boleh menggunakan kata yang tidak perlu).
     Contoh:
(14) Bunga-bunga mawar, melati, dan kenanga sangat disukainya.
(15) Apel, mangga, dan durian adalah buah-buahan yang sangat enak.
(16) Bunga mawar, melati, dan kenanga sangat disukainya.
(17) Apel, mangga, dan durian adalah buah yang sangat enak.

Kalimat (1) tidak memiliki kesatuan gagasan karena kalimat tersebut tidak memiliki subjek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subjek, melainkan keterangan. Oleh sebab itu, agar kalimat tersebut efektif  frasa di dalam harus dihilangkan. Dengan demikian, kalimat tersebut berubah menjadi kalimat (2).
Kalimat (3) tidak efektif karena tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya.  Predikat menolong merupakan predikat aktif, yakni menggunakan imbuhan meng-, sedangkan dipapahnya merupakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-. Karena itu, kalimat tersebut harus diubah sehingga akan menjadi kalimat yang memiliki kesejajaran (paralel) seperti kalimat (4) atau (5).
Ketidaklogisan kalimat (6) disebabkan oleh pemakaian kata mengajar. Bahasa Indonesia bukanlah benda hidup yang bisa diajar. Agar kalimat itu logis, predikat tersebut harus diubah menjadi mengajarkan seperti contoh (10).
Ketidaklogisan kalimat (7), (8), dan (9) seharusnya diubah supaya menjadi logis seperti kalimat (11), (12), dan (13).
Kalimat (14) dan (15) tidak hemat karena menggunakan kata yang seharusmya tidak diperlukan karena tidak ada manfaatnya. Bunga-bunga dan buah-buahan sudah menyatakan bentuk jamak, tetapi masih menggunakan bentuk ulang macam-macam bunga dan buah. Seharusnya kalimat tersebut diubah menjadi kalimat (16) dan (17).


No comments:

Post a Comment

Berikan komentar Anda!

Profil Sekolah Binaan

SMK NEGERI 1 KAMAL DAN SMK NEGERI 2 BANGKALAN